Mengaku Terima Wahyu dari Allah

Diduga Kerasukan Jin, MUI Klaim Aliran Sesat

Hisyam, warga Dusun Sumber Nangka, Desa Pakandangan Barat, Kecamatan Bluto, diduga mengajarkan aliran sesat. Dia mengaku tubuhnya dibedah oleh Malaikat dan menerima wahyu dari Allah. Dari mana dia dapat 'wahyu'?

'Wahyu" diterima Hisyam pada 16 Ramadan 1429 lalu. Suara itu kemudian ditulis dalam sebuah kitab bernama kalamullah kalamul akhir zaman. Hisyam juga mengaku mendapatkan perintah dari Allah untuk memerbaiki kehidupan manusia dengan gelar Gajah Putih atau Muhammadun Habi Nurun.

Selama ini, Hisyam mengaku setiap malam bersama 10 orang pengikutnya wiridan. Amalan yang dibaca adalah Barzanji dan surat Al Ikhlas. Selain wiridan, dia menyatakan menerima 'wahyu' khusus dari Allah untuk amalan dirinya sendiri dan tidak boleh diartikan. Uniknya, amalan itu tidak berbahasa Arab dan harus dibaca seperti mendendang sebuah lagu.

Ajaran Hasyim juga memiliki syahadat tersendiri. Kalimatnya lebih panjang dari syahadat yang dinyakini umat Islam. Namun, putra Hasyim, Basori, yang juga pengikut setianya membantah jika ajaran orangtuanya merupakan aliran sesat.

"Bukan aliran sesat Pak. Orang tidak tahu karena beliau (Hasyim, Red) maqom-nya di atas tarekat. Sedangkan saya dan sampeyan kan masih syariat," kata pria yang pernah belajar agama di pondok pesantren selama 11 tahun itu.

Menurut Basori, ajaran yang dibawa orangtuanya itu menguatkan ajaran Islam yang ada saat ini. "Salat lima waktu tetap dijalankan. Malah, kita juga diajarkan untuk berhati-hati dalam setiap prilaku sehari-hari," ujarnya.

Tentang perbedaan syahadat, Basori menerangkan bahwa syahadat yang dinyakininya ada dua, yaitu syahadat ruh dan jasmani. Sedangkan yang dibaca umat muslim selama ini adalah syahadat jasmani.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumenep bersama muspika langsung melakukan klarifikasi ke rumah Hasyim. Dari hasil klarifikasi tersebut, MUI menilai ajaran yang disampaikan Hasyim sesat secara syariat. "Dari pernyataan yang diungkapkan Hasyim, ajarannya sangat menyimpang dari agama," kata Ketua MUI Sumenep KH Syafraji kepada koran ini.

Dicontohkan, pengakuan Hasyim yang menerima wahyu dari Allah dan pernah dibedah oleh Malaikat Jibril. Juga Hasyim yang mengaku sebagai gajah putih yang ikut masuk surga. "Ini ajaran yang menyesatkan. Ajaran itu perlu dibendung oleh kita," tegasnya.

Kemungkinan besar, menurut Syafraji, Hasyim kesurupan jin. Sebab, Hasyim sebelumnya sering bertapa di makam Jokotole. "Yang berbisik adalah jin," katanya.

Karena itu, dia berharap, masyarakat tidak terprovokasi untuk bertindak anarkis. MUI berencana memanggil psikiater untuk mengonsultasikan kejiwaan Hasyim. "Jadi, mereka tidak perlu diamankan. Kita juga akan berupaya memberikan penyadaran melalui anaknya yang pernah mondok di Bata-Bata," katanya. (A. ZAHRIR RIDLO)

Sumber: Jawa Pos, Selasa, 29 Jan 2008

0 Comments:

Post a Comment

<< Home